Anak yang Tidak Percaya Diri ini Penyebab dan Cara Mengatasi

Pengertian Percaya Diri

Kepercayaan diri sering disalahartikan sebagai bawaan lahir, padahal kepercayaan diri bisa ditanamkan sejak dini. Bagaimana cara orangtua mengasuh anak juga berperan penting di sini. Carl Pickhardt, seorang psikolog penulis buku parenting mengatakan bahwa anak yang kurang percaya diri akan merasa enggan untuk mencoba hal-hal baru, atau hal-hal berbau tantangan. Karena mereka takut gagal dan mengecewakan orang lain.

Percaya diri adalah bagaimana seseorang mengakui kemampuannya untuk melakukan sesuatu. Hal ini berkaitan dengan hasil penilaian seseorang terhadap dirinya. Orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, biasanya memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya.

Memiliki anak dengan kepercayaan diri yang tinggi tidak bisa muncul dalam waktu instan. Layaknya pembelajaran karakter positif lainnya, diperlukan kesabaran dan pola asuh yang tepat agar anak bisa tumbuh sesuai harapan. Penyebab anak tidak percaya diri bisa berasal dari pola asuh orangtua dan banyak faktor lainnya.

Gambar Ilustrasi

Penyebab Anak Tidak Percaya Diri

Pada kenyataannya, sulit untuk benar-benar mengetahui apa penyebab anak jadi tidak percaya diri. Hal ini dikarenakan setiap anak mengalami proses tumbuh kembang pada kondisi dan situasi yang berbeda-beda.

Dengan kata lain, terdapat berbagai macam faktor yang bisa menjadi penyebab anak tidak percaya diri. Sebagai contoh, berikut beberapa situasi dan kondisi yang dapat melukai atau membuat anak memiliki rasa percaya diri yang rendah.

1. Merasa dibanding-bandingkan

Membandingkan anak dengan anak yang lain pada dasarnya merupakan hal yang tidak baik untuk dilakukan, entah itu oleh orangtua atau anak sendiri.

Apabila anak membandingkan diri mereka sendiri dengan teman atau saudara sendiri, Bunda perlu membantu menjelaskan bahwa setiap orang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan.

Namun, terkadang mungkin secara tidak sadar membandingkan anak dengan orang lain, atau yang lebih sering terjadi adalah dengan sang kakak atau adik. Perlu diingat, meski satu darah, setiap anak terlahir berbeda.

2. Anak Merasa Tidak Berkompeten

Sebagian anak dapat merasakan bahwa usaha yang telah mereka lakukan, tidak sebaik teman atau saudaranya sehingga rasa percaya diri mulai menurun.

Kabar baiknya, hal ini tidak sepenuhnya akan menurunkan rasa percaya diri anak. Jika kemampuan anak yang kurang kompeten terlihat pada bidang yang ia sukai, rasa percaya diri akan terpengaruhi dan sebaliknya.

Selain itu, anak pada umumnya akan merasakan penyebab rasa percaya diri menurun ini pada usia yang lebih dewasa. Meski bukan tidak mungkin, tapi cukup kecil kemungkinan terjadi sejak dini.

3. Tidak menjadi prioritas atau merasa tidak disayang

Pada umumnya, perasaan anak dalam menilai dirinya sendiri seringkali terpengaruh oleh bagaimana orang lain menilai dan memperlakukan mereka, terutama orangtua atau pengasuh.

Sayangnya, tidak semua anak beruntung untuk berada dalam keluarga yang dapat menyediakan semua kebutuhannya, sehingga berdampak pada rasa percaya diri. Namun, apa pun kondisinya, selalu berikan kasih sayang penuh pada si anak.

4. Minimnya dukungan orangtua

ketika anak ingin mulai mencoba yang ia sukai, minimnya dukungan dan apresiasi dari orangtua dan keluarga justru membuat anak mudah merasa insecure.

Bayangkan saat jika anak berada di dalam masa-masa sulitnya, namun anak tidak mendapat dukungan semangat dan motivasi dari keluarga. Anak juga akan merasa ia berjuang sendiri untuk dirinya sendiri, bukan untuk membanggakan orangtuanya.

Baca Juga :  Pengertian dan Dampak Parenting Permisif (Permissive Parenting atau Indulgent Parenting) bagi Perkembangan Anak

Tidak adanya dukungan tulus dalam keluarga dapat membuat anak tumbuh menjadi sosok yang mudah stres dan tidak percaya diri. Hal ini juga bisa membuat anak mudah depresi saat mengalami masa-masa sulitnya di masa depan.

5. Terlalu banyak menerima kritik

Walaupun perlu diajari untuk menerima kritik, namun jangan sampai orangtua tidak dapat mengimbangi kritik dan apresiasi. Bahkan saat anak mengalami kegagalan, bukan berarti ia tidak bisa diapresiasi.

Paling tidak, anak sudah berani mencoba dan berusaha melakukan yang terbaik. Justru akan semakin buruk jika kritik yang disampaikan orangtua terlalu keras. Bagi orang dewasa, kritik keras mungkin akan terasa biasa.

Namun bagi anak yang masih cenderung sensitif dan minim pengalaman, cara menyampaikan kritik yang tidak tepat akan membuatnya merasa terluka dan kehilangan keberanian, ketimbang termotivasi.

6. Pola asuh orangtua yang overprotektif

Dampak negatif lain dari pola asuh orang tua yang terlalu over protektif pada anak adalah ia menjadi bergantung dengan orang lain dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Pasalnya, setiap kendala dan hambatan yang dihadapi anak selalu dicampuri oleh orangtuanya, sehingga ia pun tidak memiliki kesempatan untuk menemukan solusi sebagai jalan keluar. Akhirnya, anak akan selalu mengandalkan orangtuanya. 

7. Ekspektasi orangtua yang tidak masuk akal

Tak bisa dipungkiri, orangtua kerap meletakkan harapan dan ekspektasi tertentu di pundak anak-anak mereka. Namun, seringkali harapan yang berlebihan ini malah melahirkan pola asuh yang mendikte. Orangtua menjadi sangat terlibat dan mengontrol hidup anak.

Orangtua yang mengontrol hidup anak akan memilihkan semua yang dia anggap sebagai terbaik untuk anaknya, sehingga anak seringkali tak dibiarkan memutuskan sendiri keinginannya.

Para ahli telah lama menyebut bahwa pola asuh yang mendikte anak seperti ini sangat tidak disarankan, karena memberi efek buruk pada anak di kemudian hari salah satunya yaitu hilangnya kepercayaan diri pada anak.

Cara Mengatasi Ketidakpercayaan Diri Anak

Menjadi percaya diri adalah hal yang penting terutama saat anak mulai memasuki dunia sekolah. Akan ada masanya anak merasa minder saat dia merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekitarnya, maka sejak dini orang tua harus membiasakan anak untuk berkomunikasi secara terbuka. Dengan komunikasi yang baik, anak akan membicarakan semua yang membuatnya tidak nyaman dan orangtua akan mudah menangani masalah anak. Terapkan kemandirian pada anak karena menjadi peran besar dalam kepercayaan diri anak.

Berikut Langkah membangun kepercayaan diri pada anak :

1. Ajak anak Anda bicara

Apa yang menjadi penyebab anak tidak percaya diri bisa berakar dari banyak hal. Biasanya, rasa tidak percaya diri anak muncul setelah ia mendapatkan ejekan dari teman-temannya yang lain. Karena itu, sebelum Anda melakukan sesuatu untuk meningkatkan rasa percaya diri anak Anda, maka Anda perlu mengajak anak Anda bicara untuk mengetahui penyebab munculnya rasa tidak percaya diri pada anak Anda.

Baca Juga :  Pengertian dan Dampak Parenting Acuh tak acuh (uninvolved parenting) bagi Perkembangan Anak

2. Jangan Sering Memarahi

Omelan, umpatan, sindiri, dan komentar berbau negatif lainnya yang anak terima sehari-hari bisa menyebabkan anak tidak percaya diri. Oleh karena itu, jangan mengumpat atau melontarkan kata-kata kasar ketika Anda melihat anak sedang merasa down — seperti “Kamu males banget, sih!”, atau “Nakal, ya!”.

Anak-anak sangat mudah menyerap setiap pesan yang diterimanya, apalagi dari orangtuanya sendiri, Ketika mereka mendengar hal-hal yang berbau negatif tentang dirinya, mereka akan merasa buruk tentang diri mereka sendiri, dan bertindak sesuai dengan itu.

3. Hargai usaha Mereka

Saat tumbuh dewasa, proses jauh lebih penting daripada hasil. Jadi, tak peduli dia keluar sebagai pemenang atau tak mendapat gelar juara sama sekali, Anda harus memuji usahanya. Hargai setiap usaha yang telah anak lakukan.

4. Biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri

Jika orangtua selalu mengambil alih pekerjaan sulit yang dihadapi anak, anak tidak akan bisa mengembangkan kemampuan dan kepercayaan dirinya dalam menyelesaikan masalah.

Bantuan dari orangtua bisa mencegah timbulnya kepercayaan diri, yang berasal dari kemampuan anak memecahkan masalah dengan usahanya sendiri.

5. Ajarkan mereka cara menyelesaikan masalah

Rasa tidak percaya diri bisa muncul ketika anak merasa stres dan frustrasi karena tidak kunjung bisa menyelesaikan sesuatu, entah itu prakarya sekolah, PR, maupun games yang ia mainkan. Ini bisa jadi karena ia tidak memiliki keterampilan penyelesaian masalah yang baik, Lambat laun, hal ini akan membuat anak bergantung pada Anda sebagai orangtua atau orang lain untuk menyelesaikan masalahnya.

Karena itu, Anda perlu mengajarkan si kecil tentang bagaimana cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah. Misalkan, saat anak menangis karena mainannya diambil oleh temannya dan mengadu pada Anda. Anda bisa menanyakan pada anak Anda bagaimana cara yang baik untuk meminta kembali mainan tersebut, seperti “Coba kamu bilang, “tolong kembalikan mainanku, ya? Aku, kan belum selesai bermain”.

6. Biarkan anak bersikap sesuai usianya

Jangan pernah memaksa anak bersikap seperti orang dewasa. Karena hal itu terlalu berat bagi anak. Berjuang memenuhi espektasi orang tua yang tidak sesuai dengan usia anak, bisa mengurangi tingkat kepercayaan diri yang dimiliki anak.

7. Dorong rasa keingintahuan anak

Seringkali anak bertanya tanpa henti, hingga membuat orangtuanya lelah. Tapi, aktivitas tersebut tidak boleh dihentikan. Paul Harris dari Universitas Harvard mengatakan, “Bertanya membantu anak berlatih dalam proses tumbuh kembangnya. Karena dengan begitu, anak akan sadar bahwa ada hal-hal yang tidak mereka ketahui. Dan di luar sana ada dunia dan ilmu pengetahuan yang belum mereka temui.”

Saat memasuki sekolah, mereka lebih berani bertanya pada guru. Dampaknya, mereka akan tahu bagaimana cara belajar lebih cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

8. Berikan anak tantangan baru

Tunjukkan pada anak bahwa mereka bisa mencapai hal-hal kecil untuk meraih keberhasilan yang lebih besar. Contohnya, jika anak bisa mengendarai sepeda dengan tiga roda, suatu saat ia akan bisa menaiki sepeda roda dua.

Pickhardt juga mengatakan bahwa orangtua bisa menanamkan kepercayaan diri pada anak, dengan cara meningkatkan tanggung jawab yang bisa dipikul oleh anak.

Baca Juga :  Hakekat, Pengertian dan Jenis Pola Asuh Yang Perlu Diketahui

9. Hindari memberi perlakuan istimewa

Perlakuan istimewa bisa membuat kepercayaan diri anak berkurang. Hindari memberi dia pengeculian saat ia sedang bersama orang lain.

10. Jangan pernah mengkritisi penampilannya

Mengkritisi penampilan anak adalah cara tercepat untuk mematikan rasa percaya dirinya. Karena itu, berikanlah feedback yang positif, dan berikan saran yang membangun atas penampilannya.

11. Jadikan kesalahan sebagai bahan pembelajaran

Kesalahan-kesalahan adalah batu bata yang akan membangun kepercayaan diri anak. Tapi, itu hanya bisa terjadi jika orangtua juga menganggap bahwa kesalahan yang dilakukan anak sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

Biarkan anak sesekali melakukan kesalahan. Kemudian bantu dia memperbaiki kesalahan tersebut. Hal ini akan mengajari anak untuk tidak pernah takut gagal.

12. Fokus pada kelebihan mereka

Ketika anak Anda merasa tidak memiliki kemampuan apapun, mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri. Karena itu, Anda perlu membantu mereka untuk menemukan dan fokus pada hal-hal yang mereka sukai. Ajak mereka untuk mencoba berbagai hal baru, misalnya les musik atau beladiri, untuk mencari tahu apa bakat tersembunyi mereka. Temani anak ketika mengerjakan hobinya. Hal ini akan membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka.

13. Hargai ide mereka

Dunia Anda dan anak Anda tentu berbeda. Anak kecil pun cenderung memandang dunia dari sudut pandangnya. Sehingga, Anda tidak perlu terkejut jika mereka mengeluarkan ide-ide unik; Anda hanya perlu mendengarkan dan menghargai setiap ide yang mereka sampaikan. Karena menertawakan atau menganggap sepele ide mereka akan membuat mereka tidak percaya diri dengan ide atau pendapatnya, dan bisa membuat mereka takut menyampaikan pendapatnya di kemudian hari.

14. Dorong anak untuk memiliki cita-cita, dan bayangan masa depan

Jika anak-anak dapat membayangkan diri mereka melakukan sesuatu yang penting atau memuaskan saat mereka dewasa nanti, mereka akan merasa lebih percaya diri. Anda bisa menceritakan kepada mereka tentang bagaimana cita-cita Anda sewaktu kecil dulu mendorong diri Anda untuk lebih optimis dan percaya diri, tentang bagaimana Anda mewujudkan mimpi dan memilih karir, dan tentang apa yang Anda lakukan untuk menggapai mimpi Anda.

Hal ini tentu dapat memotivasi dan meningkatkan rasa percaya diri mereka, karena mereka sudah tahu apa yang ingin dan harus mereka gapai di masa depan.

Demikian artikel Anak yang Tidak Percaya Diri ini Penyebab dan Cara Mengatasi yang kami rangkum dari berbagai sumber dan semoga bermanfaat bagi pembaca semua.