Penting!!! Ini Dia Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Perkembangan adalah proses berkelanjutan yang dipengaruhi faktor bawaan dan lingkungan (nature & nurture). Perkembangan anak setelah lahir lebih mudah diamati daripada saat masih dalam kandungan.

Anda akan melihat perkembangan anak yang satu dengan yang lain memiliki kecepatan yang berbeda tentunya. Meski pola perkembangan pada semua anak umumnya sama, ada sejumlah perbedaan yang bersifat individual yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anda perlu memahami setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan pada jalur dan kecepatannya sendiri. Pada umur yang sama, setiap anak juga tidak selalu mencapai tingkat perkembangan yang sama.

Perkembangan anak memang harus diperhatikan sejak usia dini. Apa yang ia terima, lihat, dan rasakan sejak kecil sedikit banyak akan memengaruhi tumbuh kembang dan masa depannya. Setidaknya ada empat faktor perkembangan anak yang paling berpengaruh, yaitu faktor lingkungan, faktor biologis, hubungan interpersonal, serta lingkungan dan pengalaman awal.

Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetik di antaranya jenis kelamin, ras (suku bangsa), dan faktor bawaan yang sifatnya patologik (penyakit tertentu). Potensi genetik yang baik, bila berinteraksi dengan lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil perkembangan yang optimal.

Faktor Biologis

Secara biologis, jenis kelamin anak laki-laki dan perempuan berbeda proses tumbuh kembangnya. Jika anak Anda perempuan, apakah budaya dan adat menghargai kesetaraan dan hak-hak perempuan? Pertanyaan yang sama juga harus Anda pikirkan jika anak Anda laki-laki.

Baca Juga :  Pengertian dan Dampak Parenting Acuh tak acuh (uninvolved parenting) bagi Perkembangan Anak

Anak yang terlahir dengan berat lahir sehat tentunya akan berbeda perlakuannya dengan anak yang terlahir berbeda dari kondisi normal, baik itu terlalu kecil, besar, bahkan mungkin cacat. Kesehatan ibu pasca melahirkan juga menjadi perhatian. Beberapa ibu mengalami sakit ringan setelah melahirkan, sehingga biasanya anak akan diasuh oleh orang tua atau keluarga lainnya.

Kesehatan anak secara mental dapat dilihat dari seberapa hangat lingkungannya dalam mengasuhnya. Beberapa ibu biasanya juga mengalami sakit secara mental setelah melahirkan. Ibu akan menderita kegelisahan, depresi, atau gangguan suasana hati lainnya yang tentunya akan menganggu proses pendidikan anak.

Lingkungan

1. Lingkungan Tempat Tinggal

Lingkungan tempat tinggal anda juga akan memengaruhi kecepatan dan kualitas tumbuh kembang anak-anak. Contoh lingkungan secara geografis yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu:

– Cuaca

Cuaca yang ekstrem dan bencana alam dapat berdampak terhadap tumbuh kembang anak. Cuaca yang tidak mendukung dapat berakibat pada berkurangnya persediaan pangan, timbulnya wabah penyakit, dan lain-lain.

– Sanitasi

Kebersihan lingkungan turut memengaruhi kualitas kesehatan si kecil. Bila lingkungan tempat tinggal anak kurang higienis atau rentan terhadap polusi, bibit penyakit dapat mudah berkembang. Anak yang sering sakit, misalnya diare, demam berdarah, atau tipus, tentu akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.

– Rumah tinggal

Keadaan rumah yang layak, dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak, akan menjamin kesehatan penghuninya.

2. Lingkungan Keluarga

– Sisi ekonomi keluarga

Sisi ekonomi keluarga juga merupakan faktor perkembangan anak yang berpengaruh. Keluarga yang mengalami tekanan keuangan atau beban utang yang tinggi akan menjadikan anak minder dan tidak percaya diri. 

Baca Juga :  Anak yang Tidak Percaya Diri ini Penyebab dan Cara Mengatasi

– Latar belakang pendidikan

Latar belakang pendidikan orang tua dan keluarga akan menentukan bagaimana cara anak tersebut dididik. Semakin tinggi pendidikan orang tua dan keluarga, maka kemungkinan anak akan terdidik dengan baik juga semakin tinggi. 

Dari faktor lingkungan ini dapat diambil kesimpulan bahwa kondusifitas di dalam rumah, lingkungan sekitar rumah, ekonomi keluarga, latar belakang pendidikan orang tua, serta asupan nutrisi anak harus diperhatikan demi memperoleh tumbuh kembang anak yang baik.

Nutrisi

Asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh anak juga menjadi salah satu faktor pendukung tumbuh kembang anak. Beberapa pemerintah kota bahkan memiliki program yang memberikan subsidi khusus untuk makanan. Pemberian nutrisi yang memadai, bersama dengan stimulasi, sangatlah penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak si kecil. Salah satu nutrisi, seperti kolin berperan serta dalam proses pembentukan sel saraf otak dan mielinisasi (pematangan selubung saraf).

Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal antara Anda dan anak sangat penting karena mereka akan mempelajari banyak hal melalui hal ini. Kontak mata, senyuman dan peniruan lainnya yang akan membuat gambaran cara berkomunikasi mereka lebih lanjut.

Pola pengasuhan

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dimana anak dapat berinteraksi. Sangat besar pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian.

Di usia tiga tahun pertama adalah usia yang biasa disebut dengan usia keemasan (golden age). Diusia ini perkembangan otak anak sangat pesat. Oleh sebab itu, orangtua harus mampu memberi stimulus-stimulus yang berguna untuk membantu mengembangkan dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian pada anak.

Baca Juga :  Pengertian dan Dampak Parenting Otoritatif (Authoritative Parenting atau Propagative Parenting) bagi Perkembangan Anak

Jejaring sosial

Selain lingkungan keluarga di rumah,  keluarga besar dan jejaring sosial juga dapat mempengaruhi perkembangan anak secara dominan. Misalkan, keluarga mengikuti kelompok agama, kelompok budaya, kelompok kegiatan tertentu. Selain itu, dukungan yang mencakup seluruh keluarga juga berperan penting untuk pengembangan diri sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Proses perkembangan anak akan menjadi semakin kompleks sampai dia mencapai kemampuan untuk dapat berpikir secara simbolis, membangun jembatan ide, menghubungkan perasaan dan mengembangkan pemahaman tentang bagaimana dunia ini bekerja. Oleh karena itu, selain faktor-faktor yang mempengaruhi Anda juga perlu memahami apa saja tahap-tahap perkembangan anak. Semua perkembangan ini terjadi melalui interaksi timbal balik yang berkelanjutan dengan orang dewasa dan teman sebaya.