Banyak orang tua yang merasa kewalahan menghadapi sikap anak yang tidak bisa diam. Anak dengan karakter yang aktif cenderung ingin melakukan berbagai aktivitas, seperti berlarian, melompat, bermain dengan teman, bermain dengan mainan, atau membuat barang-barang di rumah menjadi berantakan. Hal ini tentunya dapat menyebabkan orangtua atau pengasuh terkadang merasa kerepotan, apalagi jika sedang melakukan aktivitas seperti membersihan dan membereskan rumah.
Selain dirumah, orangtua atau pengasuh juga sering kerepotan untuk meladeni anak yang tidak bisa diam saat berada diluar rumah, misalnya ditempat umum karena tingkahnya yang terlalu aktif.
Anak Aktif Bukan Berarti ADHD
Perlu diketahui bahwasannya anak yang aktif berbeda dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Anak yang ADHD memiliki gejala perilaku yang hiperaktif dan cenderung impulsif disertai dengan kurangnya perhatian atau konsentrasi. Anak tersebut juga sering mengalami gangguan saat belajar karena sulit fokus dan berkonsentrasi.
Sedangkan anak yang aktif merupakan anak yang memilki kecerdasan kinestetis yang tinggi, sehingga cenderung tidak bisa diam namun masih dapat fokus dan berkonsentrasi saat sedang belajar. Dengan kata lain, tingkah anak yang aktif bukanlah suatu kelainan.Untuk itu, orangtua harus mengetahui bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak yang cenderung tidak bisa diam dengan tepat.
Setiap Anak Berbeda dan Unik
Walaupun sebagai orangtua mendidik anak dengan cara yang sama, namun sifat anak dalam satu keluarga dapat berbeda. Inilah mengapa dalam mengasuh dan mendidik anak, orangtua harus pintar menyesuaikan diri dengan pola belajar anak. Satu anak tidak boleh disamakan atau dibandingkan dengan anak yang lainnya, apalagi mengenai proses belajar dan gaya belajarnya.
Apa itu gaya belajar? Cara setiap individu untuk menyerap informasi yang masuk sering diistilahkan dengan gaya belajar. Gaya belajar ini bisa membantu orang tua dalam menstimulasi kecerdasan anak agar tampil optimal.
Ada anak yang cenderung lebih senang dengan gaya belajar visual (penglihatan), ada yang lebih senang dengan gaya belajar auditorik (pendengaran), dan ada pula yang cenderung lebih senang belajar dengan kinestetis (gerakan).
Setiap orang dikaruniai ketiga gaya belajar tersebut (nature). Hanya saja, perkembangan masing-masing gaya belajar ini dipengaruhi juga oleh faktor nurture, yakni pengalaman serta stimulasi dari lingkungan, sehingga memungkinkan ada gaya belajar yang berkembang lebih dominan.
Perlu diingat bahwa anak yang aktif hanyalah memiliki energi lebih untuk mengekspresikan dirinya. Untuk itu, salurkanlah energi yang ada di dalam dirinya menjadi hal positif dan bermanfaat. Berikut ini tips atau Cara Menangani Anak yang Terlalu Aktif dan Tidak Bisa Diam
Ajak Anak Bergerak ataupun Bermain Aktif
Usahakan agar latihan fisik seperti bergerak dan bermain aktif menjadi rutinitas anak sehari-hari. Hal ini penting bagi anak untuk mengurangi stres atau gelisah yang dirasakan serta membakar energinya. Selain itu, bergerak aktif secara rutin yang membuat tubuh anak tetap sehat dan menjadi kebiasaan yang dilakukannya hingga beranjak besar.
Berikan Anak Tanggung Jawab
Di usia balita, anak memang belum memahami betul apa itu tanggung jawab. Namun, kamu bisa mengenalkannya bentuk tanggung jawab terlebih dahulu. Misalnya, saat membagi tugas pekerjaan rumah, ikut sertakan anak-anak melakukan beberapa tugas ringan, seperti membuang sampah. Memberikan pengertian kepada anak bahwa ia harus membuang sampah setiap hari, karena itu sudah menjadi tugasnya. Usahakan bahwa ia juga melakukannya dengan senang hati.
Ajak Anak Menekuni Hobi Tertentu
Menekuni hobi adalah salah satu cara untuk membuat anak yang aktif menjadi lebih produktif. Kamu bisa mengenalkan kepada anak beragam hobi yang menuntut keaktifan, misalnya art & craft, berolahraga, berkemah, berenang, musik dan sebagainya. Selain bisa membakar energi, jenis hobi ini bisa melatih kemampuan fisik dan kecerdasan anak.
Batasi Gadget dan Menonton Televisi
Cobalah untuk membuasakan kepada anak supaya tidak bermain gadget dan menonton televisi dalam waktu yang lama setiap hari. Konon, anak-anak yang lebih suka bermain gadget dan menonton televisi cenderung lebih gelisah daripada mereka yang tidak. Selain itu, anak yang aktif yang lebih banyak menonton televisi di siang hari kemungkinan sulit tidur di malam hari dan hal itu bisa mengganggu kesehatannya.
Kotor? Siapa Takut!
Sebenarnya tidak semua anak berani kotor dan orangtua pun khawatir apabila anak-anak mereka bermain lumpur. Bermain outdoor dan kotor-kotoran merupakan salah satu cara dalam menstimulasi kemampuan anak. Selain itu, merupakan salah satu cara yang baik untuk membakar energi dalam dirinya.
