Wajib Tahu!!! Dampak Pola Asuh bagi Perkembangan Anak

Pada masa anak-anak, pola asuh merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh para orang tua. Pola asuh yang baik tentulah menunjang perkembangan mental, sosial, dan psikologis yang sehat. Ketiga hal tersebut sangat berperan dalam pembentukan karakter anak saat dewasa nanti.

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dimana anak dapat berinteraksi. Sangat besar pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian. Banyak faktor didalam keluarga yang ikut mempengaruhi dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang memiliki peran penting dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak adalah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua.

Pengertian Pola Asuh

Pola asuh yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya juga sangat menentukan perilaku sosial dan tingkat kecerdasan bagi anak. Menurut Elizabeth B. Hurlock, pola asuh orang tua adalah cara orang tua dalam mendidik anak. Sedangkan menurut Chabib Thoha, pola asuh orang tua berarti cara yang dilakukan orang tua dalam mendidik anaknya sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada anak.

Baca Juga :  Hakekat, Pengertian dan Jenis Pola Asuh Yang Perlu Diketahui

Jenis Pola Asuh Secara Umum

Secara umum pola asuh orangtua terdiri dari tiga pola.

Pola Asuh Orang tua yang Otoriter

Pola asuh ini ditandai dengan cara mengasuh anak dengan cara-cara yang ketat dan terkadang memaksakan anak untuk mengikuti atau harus berperilaku seperti dirinya (orang tua) karena orang tua beranggapan apapun yang dilakukannya selalu benar sedangkan anak tidak. Orang tua jarang mengajak anak untuk berkomunikasi dan bertukar pikiran. Anak harus mengikuti semua peraturan yang dibuat oleh orangtuanya, dan jika anak melanggar maka hukuman akan didapat tetapi jika orangtua melanggar, dalam pola ini orang tua akan selalu benar.

Jika pola asuh seperti ini diterapkan maka anak akan menjadi penakut. Takut untuk mengutarakan pendapatnya, takut untuk mengatakan keinginannya, dan anak akan selalu merasa apa yang dilakukannya salah meskipun yang dilakukannya sebenarnya benar. Pola asuh seperti ini, biasanya dilakukan oleh orangtua yang kurang pengetahuannya terhadap bagaimana cara mendidik anak dengan benar atau mungkin ada trauma dimasa lalu sehingga ketika memiliki anak, orangtua menjadi fanatik kepada anak-anaknya.

Baca Juga :  Pengertian dan Dampak Parenting Acuh tak acuh (uninvolved parenting) bagi Perkembangan Anak

Pola Asuh Orang tua yang Persuasif

Pola asuh ini orang tua tidak terlalu memperdulikan perkembangan anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh seperti ini lebih mementingkan kebahagiaan yang dirasakan oleh anak meskipun orang tua tahu yang dilakukan oleh anak salah tetapi ia tetap membiarkan anak melakukan itu untuk menghindari anak menangis dan mengamuk. Anak dibiarkan melakukan apapun sesuai keinginannya, orang tua tidak memberi pengawasan yang ketat kepada anak.

Pola asuh seperti ini akan menghasilkan anak yang manja, ketergantungan pada orang tua dan tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

Pola Asuh Orang tua yang Demokratis

Pola asuh ini adalah penerapannya gabungan dari pola asuh otoriter dan pola asuh persuasif. Dimana pola asuh ini, orang tua membiarkan anak berkembang sesuai dengan perkembangannya. Membiarkan anak bebas memilih apa yang diinginkannya, menerima apa yang dikatakannya dan merangsang atau lebih menstimulus bakat apa yang ada pada anak tetapi tetap dalam pengawasan orang tua dan tidak sampai merugikan anak.

Baca Juga :  Pengertian dan Dampak Parenting Otoritatif (Authoritative Parenting atau Propagative Parenting) bagi Perkembangan Anak

Oleh sebab itu, orangt ua yang memiliki pengetahuan cara mendidik anak yang baik dan benar, tentu akan menerapkan pola asuh dengan cara demonstrasi karena dengan pola asuh ini, anak akan berkembang secara optimal.

Berdasar penelitian ekstensif yang berlangsung selama 50 tahun lamanya, para pakar perkembangan anak di seluruh dunia sepakat bahwa tipe pola asuh orang tua demokratis adalah yang terbaik untuk tumbung kembang anak.